PangkalanTine
Yaitu badah jeme tine mandi kayah bung, ade ye yasakh piring, embasukh behas, mandi saje, ......, ade pule ye denang ..biase ne jeme gi kecik ..... ide pule pakai embasahan (sampang).
Pucuk pangkalan ini ade batang bahu bise ne kadang kadang katekan ukhan pangkalan bahu... heheee (Waru amun kate jeme tengah). Bunge ne lumus nian..
Daune juge pacak buat untuk embungkus behubus padi pulut pisang gedah. lemak nian...
Ini diye batang ne
1.Hibiscus tiliaceus
Waru termasuk suku malvaceae. Banyak terdapat di Indonesia, di pantai
yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian
1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan
di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik,
tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang
subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Heyne, 1987;
Syamsuhidayat et Hutapea, 1991).
Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang
40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal,
berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak
berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari
tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan
sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat
telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk
cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm
beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm,
berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan
akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan
ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah
dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk
telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka
dengan 5 katup (Syamsuhidayat et Hutapea, 1991).
2.Klasifikasi tanaman waru (Hibiscus tiliaceus)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Jenis : Hibiscus tiliaceus
3.Kegunaan tanaman waru
Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi
sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat
batuk, obat diare berdarah/berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk
obat trakhoma dan masuk angin (Martodisiswojo dab Rajakwangun, 1995).
Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan flavonoid.
Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa
fenol, sedang akar waru mengandung tanin (Aishah, 1994; Ikhtiyarini,
1987; Syamsuhidayat et Hutapea, 1991). Chen et all telah mengisolasi
beberapa senyawa dari kulit batang waru, yaitu : skopoletin, hibiscusin,
hibiscusamide, vanilic acid, P-hydroxybenzoic acid, syringic acid,
P-hidroxybenzaldehyde, scopoletin, N-TRANS- feruloytyramine, N-CIS-
feruloytyramine, campuran beta-sitosterol dan stigmasterol, campuran
sitostenone dan stigmasta-4,22-dien-3-one. Dari uji sitotoksik
senyawa-senyawa tersebut, terdapat tiga senyawa yang mempunyai aktivitas
antikanker sangat baik terhadap sel P-388 dan sel HT-29 secara invitro
dengan nilai IC 50 < 4 mug/ml.